10/08/15

Nilai Kebenaran


Arti Kebenaran
  • Secara etimologis kebenaran dalam bahasa Ibrani disebut dengan ’emet’ yang artinya kesetiaan yang dihayati.
  • Dalam kehidupan bermasyarakat, kata-kata dan tindakan kita akan menjadi kebenaran jikalau kita dengan setia memberikan kesaksian mengenai apa yang kita ketahui, hidup sesuai dengan keyakinan kita dan ternyata teori-teori kita disahkan oleh konsekuensi-konsekuensi praktisnya.
  • Suatu hal yang apa adanya tidak berat sebelah, tidak memandang sebelah mata, transparan, dan cocok dengan keadaan yang sesungguhnya.
  • Kebenaran memiliki keterkaitan langsung dengan kejujuran.
  • Kebenaran bisa juga berarti pendapat subjektif dari diri masing-masing orang tentang hal yang benar terjadi.
Bentuk-Bentuk Kebohongan
  • Secara umum bentuk-bentuk kebohongan terbagi menjadi dua, yaitu kebohongan pada diri sendiri, dan kepada orang lain. Kebohongan pada diri sendiri adalah sikap atau perilaku untuk menyangkal, dan menipu diri sendiri. Contohnya adalah mengingkari janji pada diri sendiri, mencederai komitmen pada diri sendiri dan lain sebagainya. Sedangkan kebohongan pada orang lain merupakan sesuatu yag dikatakan atau dilakukan yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Contohnya: kebohongan dalam kehidupan bermasyarakat misalnya perselingkuhan, penyuapan, korupsi, sms dengan teman dengna tema ‘mama minta pulsa’, dll.
Penyebab kebohongan
  • Internal: faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang bersangkutan. Contohnya berbohong untuk mendapatkan kenikmatan hidup semata, untuk menutupi kesalahan, untuk ‘upgrade’ kebohongan, untuk menutupi kebohongan sebelumnya bahkan untuk mendapatkan keuntungan.
  • Eksternal: faktor yang berasal dari lingkungan sekitar orang bersangkutan. Contohnya dipaksa atau diancam untuk melakukan kebohongan.
Akibat kebohongan
  • Hilangnya kepercayaan dari orang lain
  • Ditolak oleh masyarakat
  • Merugikan orang lain
  • Rasa bersalah
  • Rasa malu jika kebohongan terungkap
  • Seperti yang kita ketahui kepercayaan adalah hal yang begitu penting dalam kehidupan dan begitu sulit mendapat kepercayaan namun sangat mudah dihilangkan sebagai akibat dari kebohongan.
Pandangan Kitab Suci tentang Kebenaran
  • Yesaya 32:1: “Sesungguhnya seorang raja akan memerintah menurut kebenaran dan pemimpin-pemimpin akan memimpin menurut keadilan. Menurut perikop ini kebenaran digunakan untuk menyatakan seorang raja yang baik.
  • Matius 5:6: “Berbahagialah orang yang lapar dan haus karena kebenaran karena mereka akan dipuaskan”
  • Matius 5:10: “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh kebenaran, karena merekalah yang empunya kerajaan surga”. Maksud dari perikop ini adalah Tuhan berpihak pada orang yang benar.
  • Menurut Paulus kebenaran itu tidak sekedar berperilaku benar di mata Allah, tetapi suatu hubungan yang benar dengan Allah.
  • Kesimpulannya: Kebenaran adalah sesuatu hal yang dilakukan apa adanya dan barangsiapa berpihak pada kebenaran ia ada di pihak Tuhan.
Penulis: Agatha Karuntu, Darien Bill Latjandu, Reynald G. Bagy, Billy Wongkar, Rollan Missi, Febriana Bolang (XII IPA-1 SMA Lokon St. Nikolaus Tomohon)

0 komentar:

Posting Komentar