1.
SATU
Semua
anggota gereja mengimani satu Tuhan, mempraktekkan satu iman, satu dalam
komuni, dan ada di bawah kepala gereja yang satu, yaitu paus, yang mewakili
kepala gereja yang tidak kelihatan, yaitu Yesus Kristus ( Yoh 10:16 ). Konsili
Vatikan II menyatakan bahwa ” Pola dan prinsip terluhur misteri kesatuan gereja
ialah kesatuan Allah yang tunggal dalam tiga pribadi, Bapa, Putera, dan Roh
Kudus” (UR 2). ”Allah telah berkenan menghimpun orang-orang yang beriman akan
kristus menjadi umat Allah” ( 1Ptr 2:5-10) dan ”membuat mereka menjadi satu
tubuh” ( 1Kor 12:12), (AA 18). Kesatuan
gereja itu sendiri tidak sama dengan keseragaman.
Kesatuan gereja lebih tepat dimengerti sebagai ”Bhineka Tunggal Ika”, yang dimaksud sebagai kesatuan iman yang mungkin diucapkan dengan cara berbeda. Oleh karena itu, kesatuan lahir bukan dari keseragaman atau kesamaan, melainkan dari persekutuan dalam persaudaraan, baik dalam pengungkapan iman liturgis & katekis, maupun dalam perwujudan persekutuan dalam organisasi atau penampilan dalam masyarakat. Kesatuan gereja harus diwujudkan dalam persekutuan kongkret antar umat beriman yang terarah pada kesatuan semua orang yang ”Berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni” (2Tim 2:22).
Kesatuan gereja lebih tepat dimengerti sebagai ”Bhineka Tunggal Ika”, yang dimaksud sebagai kesatuan iman yang mungkin diucapkan dengan cara berbeda. Oleh karena itu, kesatuan lahir bukan dari keseragaman atau kesamaan, melainkan dari persekutuan dalam persaudaraan, baik dalam pengungkapan iman liturgis & katekis, maupun dalam perwujudan persekutuan dalam organisasi atau penampilan dalam masyarakat. Kesatuan gereja harus diwujudkan dalam persekutuan kongkret antar umat beriman yang terarah pada kesatuan semua orang yang ”Berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni” (2Tim 2:22).
2.
KUDUS
Kita
mengimani bahwa gereja tidak dapat kehilangan kesuciannya. Sebab Kristus, Putra
Allah, yang bersama dengan dengan Bapa dan Roh, dipuji bahwa ’Hanya Dialah yang
kudus’, mengasihi gereja sebagai mempelaiNya.” (IG 39). Gereja itu kudus
karena Kristus membuatnya Kudus. Kekudusan
gereja bukanlah suatu sifat yang seragam, melainkan semua mengambil bagian
dalam satu kesucian gereja yang berasal dari Kristus, yang mengikut sertakan
gereja dalam gerakanNya kepada Bapa dan Roh kudus.
Kudus menentukan hubungan dengan Allah. Maka Tuhan bersabda, ” Hendaklah kamu kudus, sebab Kuduslah Aku, Yahwe, Allahmu.” ( Im 19:2). karena pendiriannya, Yesus Kristus adalah kudus; gereja mengajarkan ajaranNya yang kudus, yang memungkinkan kita menjadi kudus ( 1 Pet 1:15 ). Yesus Kristus, kepala gereja yang tak pernah nampak, menyatakan kekudusanNya lewat ajaran-ajaranNya yang murni tanpa cacat cela yang Ia wartakan semasa hidupNya. Yesus menghendaki kita agar mengikutiNya (Mat 5:48 ). Dan melalui gereja dan 7 sakramen yang Ia tetapkan, Yesus menunjukkan jalanNya kepada kita. Setiap Sakramen & ajaran Gereja mendekatkan kekudusan ke dalam jangkauan kita. Perjanjian Baru melihat proses pengudusan manusia sebagai ” Pengudusan oleh Roh.” ( 1Ptr 1:2 ; 2Tes 2:13).
Kudus menentukan hubungan dengan Allah. Maka Tuhan bersabda, ” Hendaklah kamu kudus, sebab Kuduslah Aku, Yahwe, Allahmu.” ( Im 19:2). karena pendiriannya, Yesus Kristus adalah kudus; gereja mengajarkan ajaranNya yang kudus, yang memungkinkan kita menjadi kudus ( 1 Pet 1:15 ). Yesus Kristus, kepala gereja yang tak pernah nampak, menyatakan kekudusanNya lewat ajaran-ajaranNya yang murni tanpa cacat cela yang Ia wartakan semasa hidupNya. Yesus menghendaki kita agar mengikutiNya (Mat 5:48 ). Dan melalui gereja dan 7 sakramen yang Ia tetapkan, Yesus menunjukkan jalanNya kepada kita. Setiap Sakramen & ajaran Gereja mendekatkan kekudusan ke dalam jangkauan kita. Perjanjian Baru melihat proses pengudusan manusia sebagai ” Pengudusan oleh Roh.” ( 1Ptr 1:2 ; 2Tes 2:13).
3. KATOLIK
Dalam setiap jemaat setempat hadirlah gereja gereja
seluruhnya. Gereja katholik yang satu dan tunggal berada dalam gereja-gereja
setempat dan terhimpun daripadanya.” ( IG 23).
Gereja Katholik adalah
KATOLIK ( Bahasa Yunani; yaitu ” umum
” ); dalam 3 hal. Umum menurut waktu, karena sejak Kristus mengutus para
rasulNya hingga saat ini, Gereja berdiri, mengajar, serta berkarya, untuk
membawa orang datang pada Kristus. Umum menurut tempat, karena gereja tidak
terikat pada bangsa manapun.
Gereja terbuka bagi semua orang ( Mat 28:19 ). Umum menurut ajarannya, karena gereja menawarkan ajaran-ajaran dan sakramen-sakramen yang sama dimanapun, dalam bahasa apapun, dan dalam segala tingkatan social.
Gereja terbuka bagi semua orang ( Mat 28:19 ). Umum menurut ajarannya, karena gereja menawarkan ajaran-ajaran dan sakramen-sakramen yang sama dimanapun, dalam bahasa apapun, dan dalam segala tingkatan social.
4.APOSTOLIK
Gereka Katholik adalah APOSTOLIK karena
didirikan oleh Kristus atas para Apostolos ( Bahasa Latin : ”Rasul” ) yang
tetap berpegang teguh padaNya dan senantiasa dipimpin oleh para penerus mereka. Keapostolikkan berarti bahwa dalam perkembangan
hidup, tergerak oleh Roh Kudus, gereja senantiasa berpegang pada gereja para
rasul sebagai norma imannya. Keapostolikkan berarti bahwa seluruh gereja dan
setiap anggotanya tidak hanya bertanggung jawab atas ajaran gereja, tetapi juga
atas pelayanannya.
Setelah Kristus menetapkan ke-12 rasulNya sebagai para imam dan para uskup pertama, selanjutnya mereka menetapkan para rasul lain ( Kis 1:23 ), para diakon ( Kis 6:5 ), para imam ( 1Tim 4:14 ), para uskup ( Flp 1:1 ), dan para murid guna melestarikan ajaran-ajaran Kristus.







0 komentar:
Posting Komentar